SEJARAH MUSIK ROCK DUNIA
Musik Rock dikembangkan dari musik Blues asal Mississipi di Amerika,
dan salah satu gitaris yang menonjol di masa awal kelahirannya adalah
adalah gitaris
Jimi Hendrix
Perjalanan karirnya sangat pendek, namun namanya punya gaung sangat
panjang. Bahkan hingga hari ini. Dialah Jimi Hendrix. Usianya tidak
sampai 28 tahun, tetapi masih tetap dipuja meski sudah 30 tahun ia
meninggal dunia. Lahir di King Country Hospital, Seattle, Washington
pada 27 November 1942. Dengan nama Johnny Allen Hendricks. Ia putra
sulung pasangan Alex Hendricks yang Afro-Amerika Meksiko dan Lucille,
seorang Indian Cherokee. Nama itu merupakan pemberian ibunya, yang
kemudian diubah oleh sang ayah menjadi James Marshall Hendricks pada
saat
Hendrix kecil berusia 4 tahun. Kedua orangtuanya kemudian berpisah saat Jimi berumur tiga tahun.
Alex yang bekerja sebagai tukang sapu, menghidupi keluarganya dengan
susah payah. Jimi kecil pun sering membantu ayahnya menyapu, dan dengan
sapu itulah ia pertama kali bergaya bak seorang gitaris. Ia sering
menirukan gaya duckwalk khas Chuck Berry. Sang ayah ternyata sering
memperhatikan sikap puteranya.
Pada 1952, saat Jimi berusia 10 tahun, sang ibu wafat. Hal ini
membuat Jimi sangat terpukul dan menjadi anak yang pemurung. Alex
sebagai seorang penganut agama yang taat, mengajarinya untuk tabah. Ia
sering mengajak Jimi ke gereja dan ikut dalam paduan suara. Tetapi itu
rupanya belum cukup untuk menghibur Jimi.
Karena kasihan melihat Jimi yang tak kunjung berhenti bersedih,
ayahnya membelikan Jimi sebuah gitar akustik sebagai hadiah ulang tahun
ke-12. Gitar itu dibeli dari seorang kawan ayahnya itu seharga 5 dollar.
Gitar itu kemudian dibalik susunan senarnya oleh Jimi yang kidal,
sehingga ia dapat memainkan gitarnya dengan tangan kiri memetik senar,
sedangkan yang kanan menari di atas fretboard.
Dengan bermain gitar, Jimi mulai dapat melupakan kepedihan ditinggal
ibunya. Apalagi tiga bulan kemudian, Jimi dibelikan lagi sebuah gitar
listrik Supro Ozark 160S oleh Alex. Eksplorasi musiknya pun menjadi
lebih luas dengan gitar tersebut dan Jimi membentuk bandnya yang pertama
Velvetone.
Sepanjang masa remaja itulah Jimi terus berlatih memainkan gitar. Ia
sempat dikeluarkan dari sekolahnya Garfield High School gara-gara
kebandelannya mengganggu para ceweq. Setelah putus sekolah, ia malah
bisa lebih konsen membantu sang ayah. Dan tentunya ia juga lebih banyak
mempunyai waktu untuk mengulik gitar.
Jimi punya kegemaran mendengarkan album milik musisi blues beken
seperti B.B. King, Elmore James dan Muddy Waters, ataupun para rock n’
roller seperti Chuck Berry dan Eddie Cochran. Lagu ‘Rock And Roll Music’
dari Chuck Berry termasuk lagu yang paling sering dibawakan
Hendrix. Bahkan kemudian B.B. King memberi penghormatan kepadanya dengan mengabadikan nama ibu Hendrix, Lucille pada gitar Gibsonnya.
Masuk Militer
Jimi mulai berkarir di musik tahun 1960, saat ia menjadi anggota
sebuah band bernama Rocking Kings dan mulai sering manggung di tempat
konser seputar Seattle. Walaupun sudah mulai menarik perhatian para
pencinta musik, ia tampaknya belum bisa menunjukkan totalitasnya karena
setahun kemudian ia malah kena wajib militer dan bergabung dengan
angkatan darat di Fort Ord, California.
Kemudian ia ditempatkan di 101st Airborne Paratroopers di Fort
Campbell, Kentucky sebagai pasukan penerjun. Saat inilah ia bertemu
dengan Billy Cox, seorang pemain bass berkulit hitam yang cukup disegani
di kalangan musisi blues pada saat itu. Mereka sempat bermain di dalam
band angkatan.
Dikarenakan cedera pergelangan kaki saat penerjunan yang ke- 26
kalinya, Hendrix kemudian diminta meninggalkan angkatan. Hikmah dari
kejadian ini —seperti kemudian dikemukakan Hendrix — adalah ia jadi
tidak perlu ikut dalam perang Vietnam yang meletus beberapa tahun
kemudian. Saat itulah ia kembali bergabung dengan bekas teman-teman
bandnya dan membentuk Bob Fisher & The Barnevilles. Mereka kemudian
menjadi band pembuka untuk beberapa musisi untuk tour Amerika sebelum
Hendrix kemudian pindah ke Vancouver, Kanada.
Tahun 1963, Hendrix pindah lagi ke Tennessee, dan di kampungnya Elvis
Presley ini, ia bermain dengan sederet nama top waktu itu seperti
Little Richard, Hank Ballard dan The Supremes. Ia juga ikutan di dua
single-nya
Lonnie Youngblood.
Sayang, ia tidak sempat membuat kerja sama dengan Elvis. Tetapi ia
sering menampilkan hit dari sang raja itu, yaitu ‘Hound Dog’ dan bahkan
sempat pula merekamnya. Tentunya dengan versinya sendiri yang penuh
teriakan dan geraman terutama di bagian chorus-nya.
Merasa kurang bisa mengembangkan karirnya, Hendrix pindah lagi dan
kali ini ke New York. Di kota Big Apple itu, ia bermain bersama dengan
Isley Brothers, sepanjang tahun 1964, termasuk untuk rekamannya di
studio. Ia juga berkolaborasi dengan penyanyi soul Curtis Knight.
Knight kemudian menulis lagu ‘Ballad Of Jimi’ yang ditulisnya pada
1965, setelah Jimi berkata padanya bahwa ia (Jimi) akan mati lima tahun
lagi. Tahun itu juga Hendrix menjadi anggota band pendamping Little
Richard dan sering berkeliling di panggung- panggung seputar New York,
salah satunya adalah Paramount Theater.
Sebagai musisi pendukung, tentu saja Hendrix kurang dapat mengekspos
kemampuannya bermain gitar secara maksimal. Bahkan Little Richard pernah
menyuruhnya melepas pakaiannya yang dinilai terlalu mencolok. Dan
menggantinya dengan pakaian yang sudah dipersiapkan bagi musisi
pengiring.
Menjadi orang kedua tentunya bukanlah harapan Hendrix. Tidak bisa
menonjolkan diri dan dengan bayaran kecil membuatnya tertekan. Suatu
ketika ia berjalan-jalan bersama pacarnya Jeannette Jacobs, ia menunjuk
pada baju-baju bagus di etalase sebuah toko. Ia bilang pada Jeannette,
”Jika saya terkenal nanti, saya akan belikan kamu baju seperti itu.”
Jeannette tersenyum, tidak yakin hal itu akan jadi kenyataan. Karena
saat itu Jimi sendiri hanya memiliki dua potong kemeja, dua celana dan
sepasang sepatu butut.
Pada tahun berikutnya 1966, Hendrix mulai menemukan jati dirinya yang
sesungguhnya. Ia membangun bandnya sendiri, Jimmy James & The Blue
Flames. Saat main di Café Wha! di Greenwich Village, New York pada bulan
Juni, penampilannya dikagumi oleh Linda Keith. Linda yang pacar gitaris
Rolling Stones, Keith Richards itu, tak lama kemudian mempertemukannya
dengan bassis grup Inggris The Animals, Chas Chandler. Chandler pula
yang mengusulkan mengganti nama Hendricks menjadi Hendrix. Ia kemudian
mengajak Hendrix mengembangkan karir di London.
Ke Inggris? Tempat para jawara gitar itu? Hendrix sempat ragu. Selain
Keith Richards, di Inggris bercokol para gitaris hebat seperti George
Harrison (The Beatles), Pete Townsend (The Who) dan tiga gitaris jebolan
Yardbirds: Jimmy Page (Led Zeppelin), Jeff Beck dan Eric Clapton
(Cream). Hendrix minder untuk bertemu dengan Richards dan yang lainnya.
Tetapi bilang pada Chandler ia ingin juga bertemu dengan Clapton.
“Tidak ada masalah dengan Richards,” kata Chandler. “Pacarnya sendiri
yang merekomendasi kamu,” tambahnya. “Dan jika Clapton mendengarkan
permainan kamu, maka dialah yang ingin bertemu kamu.” Chandler
meyakinkan Hendrix. Dan walaupun membutuhkan waktu lima minggu untuk
berpikir, ia pun akhirnya setuju. Maka, setelah mengurus berbagai macam
keperluan, berangkatlah keduanya ke London.
Setiba di London pada 24 September 1966, Hendrix yang sebenarnya
masih ragu, diajak Chandler ke kafenya Zoot Money. Di kafe yang
merupakan tempat nongkrong para musisi itu, Hendrix sempat ber-jam
session dengan pemusik setempat. Akhirnya — setelah bermain sekitar dua
jam — Hendrix menemukan kepercayaan dirinya dan merasa akan cocok
berkarir di Inggris.
Chandler kemudian mengajak Hendrix berkeliling dari tempat satu ke
tempat lainnya. Ia yang cukup ngetop bersama The Animals, banyak kenal
dengan para musisi dan pemilik klab. Hal ini banyak membantu Jimi
mendapatkan kesempatan untuk manggung. Di klab Blaises tempat Hendrix
bermain, ia dilihat oleh Johnny Hallyday yang saat itu merupakan
penyanyi top di Perancis. Ia kemudian bernegosiasi dengan Chandler
membicarakan kemungkinan kerja sama. Akhirnya diperoleh kesepakatan
yaitu, Hendrix akan membuka konser Johnny. Tetapi Hendrix merasa harus
memiliki band sendiri.
Di London, Chandler lalu mencarikan Hendrix dua ‘pengawal’ tangguh
untuk posisi drums dan bass. Ia mendengar bahwa penggebuk drum Mitch
Mitchell (lahir John Mitchell, 9 Juni 1947) keluar dari Georgie Fame’s
Blue Flames. Maka direkrutlah Mitchell mengisi posisi tersebut. Tinggal
posisi pembetot bass yang masih lowong.
Saat itulah, Noel Redding (lahir David Redding, 25 Desember 1945)
yang mengikuti audisi untuk jadi gitaris The Animals, ditawari jadi
pemain bass bersama Hendrix. Karena posisi gitaris dalam The Animals
sudah terisi, dan menyadari persaingan sebagai pemain gitar terlalu
ketat, ia setuju untuk jadi pemain bass dan menerima tawaran tersebut.
Mitchell merupakan seorang aktor cilik untuk iklan TV, sebelum
memutuskan menjadi musisi pada saat remaja. Ia sangat menyukai permainan
drum dari Buddy Rich dan Gene Kruppa. Sedangkan Redding yang jebolan
sekolah seni, pernah bermain dengan Modern Jazz Group dan Loving Kind.
Pada September inilah Hendrix sebenarnya baru ikutan mengubah namanya
dari Jimmy menjadi lebih sederhana, Jimi.
Lahirlah Legenda Itu
Mereka bertiga membuat band
Jimi Hendrix Experience
yang kemudian melegenda. Itu terjadi pada Oktober 1966. Saat di mana
karir Hendrix yang sesungguhnya baru dimulai. Penampilan pertama mereka
adalah ketika menjadi band pembuka dari penyanyi Perancis Johnny
Hallyday yang manggung di Paris Olympia pada tanggal 18 bulan yang sama.
Tetapi demi penampilannya di Paris, Hendrix membutuhkan peralatan
yang lebih hebat. Ia memerlukan ampli yang lebih besar dengan daya lebih
kuat. Maka, Chandler pun menjual dua buah bass-nya — Fender Precision
dan Gibson EB —untuk membeli Marshall Supro yang kemudian menjadi
trademark-nya Hendrix.
Sebulan kemudian mereka — untuk pertama kali sejak bertrio — masuk
studio. Mereka merekam lagu ‘Stone Free’ ciptaan Hendrix dan ‘Hey Joe’
karya Billy Roberts dan pernah dinyanyikan oleh Tim Rose. Kedua lagu
tersebut digarap di De Lane Lea Studio, London.
Sayang ketika itu mereka masih sepi tawaran manggung. Sedangkan
mereka harus membiayai hidup dan sewa studio. Sekali lagi Chandler harus
merelakan koleksi bass-nya. Kali ini sebuah Fender Jazz Bass dan sebuah
Fender Precision dilego. Ia pun bertekad, pengorbanan ini harus
menghasilkan sesuatu yang hebat di kemudian hari.
Harapan itu sedikit demi sedikit mulai terwujud. Pada November mereka bermain
selama
empat hari di Big Apple Club, Munich, Jerman. Mendapat bayaran 300
pounds, mereka mulai bisa membiayai hidup. Dan Chandler terus berusaha
agar
Jimi Hendrix Experience bisa lebih diliput oleh pers.
Hendrix cs. mendapat kesempatan jumpa pers pertama pada tanggal 25
bulan itu juga. Bertempat di klab Bag O’ Nails, London, mereka
menampilkan repertoar yang biasa mereka bawakan. Termasuk tentu saja
‘Hey Joe’ dan ‘Stonefree’. Kalangan pers menanggapi positif penampilan
mereka.
Memasuki Desember, Hendrix menandatangani kontrak empat tahun dengan
Yameta Company, suatu perusahaan manajemen artis. Akhirnya single
pertama ‘Hey Joe’ dirilis oleh Polydor setelah sebelumnya ditolak oleh
Decca. Mereka bertiga lalu tampil di acara TV untuk pertama kalinya di
penghujung tahun 1966 itu.
Sayang pada malam Tahun Baru 1967, mereka tidak mendapat tawaran
panggung. Untungnya, Redding mempunyai gagasan bagus. Ia mengajak
Hendrix dan Mitchell bermain di kampung halamannya, Folkestone, sebuah
kota kecil dekat London. Dan ia yang memiliki banyak kerabat di kota itu
tanpa banyak kesulitan mendapatkan job.
Mereka berangkat naik kereta di dalam cuaca dingin. Tetapi hal itu
tidak membekukan semangat mereka tampil di kafe Tofts. Apalagi orangtua
Noel juga menyediakan tempat menginap bagi mereka plus sang manajer.
Penampilan mereka di kafe Tofts itu paling tidak cukup untuk menghibur
diri mereka sendiri.
Menjadi Besar
Memasuki Januari 1967 keadaan sudah mulai membaik. Walaupun sempat
‘terpaksa’ bermain di klab-klab kecil seperti Ram Jam dan Ricky Tick,
mereka ma-sih sering mendapat kesempatan tampil di Scotch of St.Thomas
dan 7 ½ Club. Bahkan kadang di klab yang terletak di White Horse Street,
Mayfair, London itu, penampilannya ditonton oleh musisi terkenal
seperti Paul McCartney, Pete Townsend dan Mick Jagger.
Bintang-bintang top itu ternyata menyukainya. Mereka sering bilang
pada pers, bahwa mereka kagum pada penampilan Hendrix. Dan hal itu
tentunya merupakan keuntungan publikasi yang besar bagi Hendrix dan dua
sohibnya. Karena kala itu, penyataan dari para personel The Beatles, The
Who dan Rolling Stones merupakan ‘santapan wajib’ yang harus diyakini
oleh para pencinta musik di seluruh dunia.
Akhir bulan itu, Jimi Hendrix Experience tampil di Saville Theater,
London sebagai grup pembuka The Who. Kesempatan ini diperoleh juga atas
permintaan Townsend. Tentu saja hal ini tidak disia-siakan. Dan Hendrix
pun membuktikan bahwa mereka memang patut untuk diperhitungkan.
Pete Townsend yang kala itu merupakan gitaris dengan aksi panggung
yang hebat, malam itu mendapat ‘saingan berat’. Tahu bahwa Townsend akan
melakukan atraksi khasnya seperti memutar gitar di udara, Hendrix
melakukan atraksi yang lebih hebat. Tetap dengan cirinya seperti memetik
senar pakai gigi, menggesekkan senar ke punggung atau menendang-nendang
gitar. Tapi kali ini dengan gaya lebih agresif.
Pada bulan Februari, single ‘Hey Joe’ mendaki di nomor enam pada
chart Inggris. Hendrix pun semakin terkenal dengan gayanya yang liar.
Pers juga sering mengekspos hal tersebut. Sementara itu mereka
bertiga masuk studio lagi untuk menyelesaikan penggarapan album penuh.
Album itu dikerjakan di Olympic Studios, Barnes, London.
Sepanjang bulan Maret tahun itu, mereka mengadakan pertunjukan
keliling Eropa. Dimula di Twenty Club di Mouscron, Belgia dan 20 Club,
Lille, Perancis lalu dilanjutkan ke klab legendaris yang juga melahirkan
Beatles, Star Club di Hamburg, Jerman.
Balik ke Inggris, Jimi Hendrix Experience tampil pada acara “Top Of
The Pops”di BBC1-TV. Saat tour kelling Inggris itu, mereka sempat
sepanggung dengan Cat Steven, Walker Brothers dan Engelbert Humperdinck.
Gaya agresif Jimi sempat membuatnya celaka. Waktu ia membakar gitarnya,
tangannya ikutan terbakar. Ia pun dilarikan ke rumah sakit.
Kejadian lain yang tidak mengenakkan adalah ketika mereka habis
bermain di New Century Hall, Manchester. Mereka menjadi korban salah
sasaran dari oknum polisi setempat yang sedang razia anak di bawah umur.
Ketika mau masuk ke dalam sebuah klab, mereka ditolak. Noel dan Mitch
sempat ditarik polisi, mereka melawan dan mendapat beberapa pukulan.
Jimi terhindar dari perlakuan tersebut karena memperlihatkan paspor
Amerika. Untunglah keadaan bisa diatasi karena turun tangan sang
manajer.
Tidak berapa lama Hendrix sembuh dari luka bakarnya pada bulan Mei,
single ‘Purple Haze’ dilepas ke pasar. Sempat menduduki tangga ketiga
pada chart, single tersebut segera disusul oleh album pertamanya, Are
You Experienced? Album ini segera menyita perhatian pencinta musik dunia
dan nangkring di posisi kedua pada chart
selama 33 minggu.
Jimi Hendrix Experience mengadakan tour Eropa dimulai di Neue Welt,
Berlin, Jerman. Walaupun sempat kaget terhadap respon penonton Jerman
yang kalem, mereka terkesan dengan pengetahuan publik Jerman tentang
mereka. Dan tour pun berlanjut ke Denmark, Belanda, Perancis dan
negara-negara Skandinavia.
Setelah masa awal dengan irama blues yang kental –seperti
Satisfaction karya Stones yang pada prinsipnya adalah blues, kata Keith
Richard– berkembanglah musik rock yang memadukan musik dan seni
pertunjukan.
Aliran diawali dengan seniman pop dunia, Andy Warhol, yang berkolaborasi dengan The Velvet Underground.
Dan yang sering disebut puncak dalam masa ini –yang juga dikenal
sebagai art rock– adalah The Wall karya Pink Floyd, berupa pertunjukan
teater rock.
Sex Pistols
God Save The Queen dari Sex Pistols
Sex Pistols adalah salah satu kelompok musik punk rock yang paling
berpengaruh dari Inggris. Mereka didirikan pada tahun 1972 sebagai The
Strand (merujuk kepada sebuah lagu oleh Roxy Music), oleh Paul Cook
(drums), Steve Jones (vocals), dan
Wally Nightingale (guitar). Selain itu anggota-anggota awal lain meliputi Stephen Hayes (bass) dan Jim Mackin (organ). menegaskan kehadiran punk
Sementara itu sekelompok pemusik lain di awal 1970-an mengembangkan punk, dengan pelopor The Sex Pistols dan The Clash.
Salah satu aliran lain yang juga berkembang dari rock adalah heavy metal dengan prinsip ‘secepat mungkin dan sekuat mungkin.’
Dengan pionir Black Sabbath, aliran ini kemudian diramaikan oleh Deep Purple
nama Deep Purple sudah amat mendunia sekali. sehingga kita semua
dibuatnya terlena bagaimana akan sejarah berdirinya band ini. untuk
mengingat kembali kenangan terhadap band ini coba dengarkan hit
adalannya yang sudah populer , Judas Priest,.
Judas Priest adalah salah satu kelompok musik heavy metal paling
berpengaruh. Band ini didirikan pada 1969 di Birmingham, Inggris oleh
K.K. Downing dan Ian Hill. Formasi klasik mereka termasuk vokalis Rob
Halford, gitaris K.K. Downing dan Glenn Tipton, dan bassist Ian Hill.
Iron Maiden.
Iron Maiden adalah kelompok musik heavy metal yang didirikan pada 1975
di London, Britania Raya oleh pemain bas Steve Harris. Mereka telah
meraih kesuksesan dan mempengaruhi banyak kelompok musik lainnya. Mereka
juga dianggap sebagai salah satu band dalam New Wave of British Heavy
Metal. dan Metallica.
Metallica didirikan pertama kali di Los Angeles – Amerika Serikat dengan
nama The Young of Metal Attack. Beberapa bulan kemudian grup ini
berganti nama dengan Metallica yang konon merupakan gabungan kata Metal
dan Vodca. Nama Metallica sendiri sebenarnya adalah nama yang diusulkan
untuk sebuah majalah musik yang dicuri oleh Lars Ulrich sebelum majalah
tersebut mendapat nama tersebut.
Formasi pertama Metallica adalah Lars Ulrich (drum),
James Hetfield
(vokal dan gitar), Lloyd Grant (gitar) dan Ron Mc Govney (bass).
Formasi inilah yang kemudian melahirkan lagu pertama berjudul Hit The
Light, yang kemudian masuk album kompilasi rock Metal Massacre tahun
1981.
Setelah Metal Massacre beredar, Grant dan Ron mengundurkan diri. Posisi Grant digantikan oleh
Dave Mustaine
dan posisi Ron digantikan Cliff Burton. Formasi ini kemudian pada Juli
1982 mengeluarkan demo-album No Life Till Leather. Demo inilah yang
kemudian mengantarkan Metallica mendapatkan agen dan kemudian hijrah ke
New York.
Pada 1983, Metallica berencana akan melakukan tur pendek kebeberapa kota. Sayang Hetfield dan
Mustaine
malah terlibat perseteruan, hingga akhirnya Mustaine keluar dan
kemudian mendirikan Megadeth. Posisi Mustaine digantikan oleh Kirk
Hammett , gitaris dari grup Exodus. Formasi ketiga inilah yang kemudian
mengeluarkan album Kill ‘Em All pada bulan Mei 1983.
Pada tahun 1984, Metallica semakin besar dengan menerbitkan album
Ride the Lightning. Album ini bertahan 50 minggu dalam Billboard Top
200. Demi memperlancar promosi mereka juga mengeluarkan mini album Jump
In The Fire.
September 1985, Metallica memproduksi album Master Of Puppets.
Kembali Metallica masuk Billboard Top 40 selama 72 minggu. Album ini
merupakan album yang meraih platinum tanpa single dan video.
Tanggal 27 September 1986, dalam perjalanan tur ke Skandinavia – bus
yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan Cliff Burton (bass)
meninggal dunia. Peristiwa ini begitu memukul seluruh anggota band.
Bahkan
Dave Mustaine
yang telah mendirikan Megadeth, mengenang kematian Cliff dalam lagu In
My Darkest Hour (album Megadeth: So far.. So Good.. So What!). Oktober
1986, posisi Cliff Burton digantikan oleh
Jason Newsted, basis dari grup Floatsam And Jetsam.
Album …And Justice For All beredar September 1988. Disinilah
Metallica mulai mengeluarkan video klip. Video pertama mereka adalah
untuk lagu One, video ini mencapai nomor 1 di MTV. Keberhasilan ini
kemudian mendorong produksi video klip Cliff ‘Em All sebuah video
kenangan untuk Cliff Burton.
Akhir 1990 album Metallica direkam. Album ini membuat Metallica
mencapai penjualan quadruple platinum dan menjadi album nomor satu di
delapan negara Amerika dan Eropa. Serta meraih penghargaan Grammy Award,
kategori Penampil Metal Terbaik dua tahun berturut-turut.
Basis
jason Newsted mengundurkan diri dari band setelah bersitegang dengan
James Hetfield.
Perseteruan ini disebabkan Jason Newsted lebih menghabiskan waktu
dengan proyek-nya sendiri. Anggota band yang lain menganggap Metallica
harus diutamakan, meskipun pada saat itu Metallica sedang vakum.
Grup ini pada saat ini beranggotakan Lars Ulrich (drums), James
Hetfield (vokal dan gitar), Kirk Hammett (gitar) dan Rob Trujillo
(bass). Mantan anggota lainnya termasuk Ron McGovney (bass), Dave
Mustaine (gitar),
Cliff Burton (bass) dan Jason
Newsted (bass).
Tentu saja peran musisi-musisi besar dunia lain tidak bisa dilupakan
begitu saja, walaupun mungkin mereka tidak bisa disebut menawarkan
sebuah pendekatan yang sama sekali baru.
Sejumlah rockers raksasa hingga saat ini masih tetap bergema, antara
lain Led Zeppelin, Nirvana, The Queen, The Police, maupun Bruce
Springsteen.
Memasuki Abad 21, rock mungkin bisa disebut memasuki masa indie dengan awal The Smiths asal Inggris.
Beberapa kelompok yang masih mengibarkan bendera rock di Abad 21
antara lain Franz Ferdinand, The Libertines, dan The Arctic Monkeys